Sabtu, 12 September 2015

Wisata Green Canyon Perlu Perhatian Pemerintah


Cukang Taneuh atau Green Canyon (Ngarai Hijau) adalah salah satu objek wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, ± 31 km dari Pantai Pangandaran. Ngarai ini terbentuk dari erosi tanah akibat aliran sungai Cijulang selama jutaan tahun yang menembus gua dengan stalaktit dan stalakmit yang mempesona serta diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan menyajikan atraksi alam yang khas dan menantang. Untuk mencapai tempat ini, para wisatawan harus menyewa sebuah perahu seharga Rp. 150.000,- untuk maksimal 6 orang yang beroperasi setiap hari mulai dari jam 7.30 sampai 16.00 WIB, kecuali hari jumat dibuka mulai jam 13.00-16.00 WIB.
Dikatakan Darwa Petugas PNS yang ditugaskan di Green Canyon didampingi Gunawan Bendahara Kompepar mengatakan, bahwa saat ini kami memiliki 80 unit perahu yang biasa beroperasi maximal 500 sampai 700 rit setiap harinya. Untuk hari biasa kami operasikan 25 unit, kalau hari ramai dikerahkan semunya bahkan bisa lebih, untuk itu kami siapkan perahu cadangan . “Untuk kelancaran dan kedisiplinan kami terapkan sistem tem, penumpang perahu tidak boleh lebih dari 6 orang, karna menyangkut asuransi. Jika ditemukan perahu yang melanggar, kami akan tindak tegas, kena skorsing tidak boleh beroprasi. Adapun pengelola green canyon 10 orang, 2 PNS dan 8 sukwan”, kata Darwa.
“Kompepar sebagai pengelola dan ujung tombak Pariwisata menghimbau kepada masyarakat supaya menjaga kelestarian dan kebersihan Green Canyon. Disamping itu, Pemda Pangandaran dan dinas terkait lainnya, harus memperhtikan penumpukan sampah yang menggunung di area tersebut, tidak ada keterlambatan dalam menangani sampah. Selain menimbulkan bau yang tak sedap, sampah-sampah itu juga berjatuhan ke sungai. Akibatnya sungai menjadi tercemar dan kotor”, papar Gunawan.
Lebih lanjut dikatakan Gunawan, “untuk meningkatkan PAD dan kenyamanan pengunjung, tentunya harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Seperti peremajaan bangunan, mushola dan WC harus sekelas international dan perluasan lahan parkir, ruang tunggu gajebo. Selain itu, perahu untuk tim sar harus ditambah, mengingat perahu sar yang ada saat ini sudah rusak sehingga menghambat oprasional dalam mengatasi kemacetan di dermaga”, ujarnya. 
Ditempat terpisah Kepala UPTD Pariwisata, Perindagkop Dan UMKM Wilayah Cijulang Batu Karas Dadang Kos SIP mengatakan, kurang maksimalnya sosialisasi inovasi Pemda, imbasnya PAD tidak maksimal. Harus ada perubahan di Green Canyon, sistem dropping/tidak ada antrian perahu. Kalau itu berjalan PAD akan naik mininal 20%”, ujarnya.    
Selain itu, fasilitas yang kurang harus segera diperbaiki/ditambah, adanya sosialisasi yang lebih baik kepada petugas. "Petugas harus disiplin seperti dalam melayani pengunjung, menghindari minuman keras, petugas harus  mengatasi pembelian tiket supaya diperketat untuk mengantisipasi calo liar, mengantisifasi pengunjung biar tidak ada masalah, memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengunjung, calo di luar tanggung jawab kami”, tegas Dadang.  “Semoga di tahun 2016 sudah bisa berjalan dan ada sambutan fositif dari DPRD, Pemda dan Dinas terkait lainnya”, imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar