Pada bulan September
ini lahan kekerintgan di Kabupaten Pangandaran akibat musim kemarau mencapai
5.219 hektare dari total 16.393 hekitare sawah yang ada di Kabupaten tersebut. Nana
Sukarna, petani asal Desa Margacinta Kecamatan Cijulang, mengatakan bahwa akibat
kekeringan dimusim kemarau ini, banyak petani yang mengalami gagal panen. Meski
tidak semuanya puso, dikarenakan ada galian sumur bantuan dari pemerintah
seperti pada area sawah miliknya untuk luas sawah 230 bata yang biasa mendapat
hasil panen 4 ton, untuk saat ini hanya mendapat 1,8 kwintal juga itu sudah
untung”, katanya.
Saat ini, lanjut
Nana, para petani membutuhkan traktor baru, pompa air tambahan dan sumur untuk
sumber air”, ujarnya.
Sementara itu,
menurut Sekretaris Dinas Kelautan Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten
Pangandaran, Tata S.Pd, M.Si, kekeringan di tahun ini memang cukup menyulitkan
petani. Selain minimnya curah hujan, sumber air yang bisa disedot melalui pompa
pun terbatas. Semakin jauh sumber air yang ada, membuat petani harus mengeluarkan
biaya yang lebih besar agar sawahnya bisa panen.
“Kondisi alam ini
diluar kemampuan kita, kami berupaya secara maksimal untuk membantu para petani
seperti program pompanisasi. Karena kendala utama adalah sumber air, selain itu jarak sumber air ke lokasi jauh
maka dibutuhkan pipanisasi untuk mendukung para petani,”ujarnya, Jum’at
14/8/2015 beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut
dikatakan, kami mencoba turun dan melihat langsung, sehingga apa yang kita
tempuh sesuai dengan kebutuhan petani. Untuk mengatasi hal tersebut, kami menyesuaikan
dengan ketersediaan dengan mengutamakan kebutuhan primer yang saat ini petani
butuhkan. Sehingga tidak ada lagi kebutuhan petani yang tidak terakomodir.
“Hasil panen boleh menurun, asal jangan semangat petani yang menurun,” ungkap
Tata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar