Pangandaran selain
dikenal sebagai daerah yang kaya potensi parwisatanya,juga pangandaran dikenal
juga sebagai kabupaten daerah produksi penghasil gula kelapa terbesar di Jawa
Barat. Rata-rata setiap hari produksinya mencapai 250 sd 300 ton gula kelapa
per hari.
“Sebagian besar
produksi gula kelapa dari wilayah Pangandaran ini diserap pabrik kecap besar
seperti Indofood. Hanya 30 persern ke pasaran biasa” kata H. Yos Rosbi, Ketua
Asosiasi Gula Kelapa Pangandaran (AGKP)
Selama ini,
katanya, untuk pemasaran gula kelapa tak ada masalah. Industri besar menyerap
dalam jumlah banyak karena perusahaan itu juga mengekspor kecapnya.
“Sebenarnya potensi
Gula kelapa masih sangat terbuka. Saat ini saja baru sekitar 20 persen pohon
kelapa yang diambil niranya. Apabila persentase yang disadap niranya
ditingkatkan, tingkat kesejahteraan petani gula kelapa juga bakal semakin
meningkat,” kata H Yos Rosbi.
Dia berharap,
kedepan produksi gula kelapa bias ditingkatkan. Pertama, dengan peningkatan kualitas pembuatan gula. Kedua,
dengan menanam kembali pohon kelapa. Selama ini, banyak juga tanaman kelapa
ditebang.
“Usaha gula kelapa
ini memberikan keuntungan bagi penderes,” katanya.
Selain itu,usaha
gula kelapa lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan menjual kelapa
butiran. Misalnya dari 40 pohon kelapa,
penderes atau perjain gula kelapa mendapatkan gula rata-rata 16 kilogram
perhari. Sementara itu, apabila diambil kelapa hanya mendapat 400 butir kelapa.
“keuntungan lain usaha
gula kelapa juga menciptakan pemerataan penghasilan bagi pemilik pohon kelapa.
Tidak semua perjun memiliki pohon kelapa sehingga menyewa kepada pemilik pohon
untuk diambil niranya,” ujarnya.
Saat ini AGKP juga
telah memberikan asuransi untuk sebagian besar anggotanya. Asuransi itu untuk
memberikan jaminan ketika penderes jatuh.
Selain itu, para
penampung juga suka memberikan bantuan langsung kepada penderes. Bantuan
tersebut misalnya berupa tempat pembuatan gula kelapa, meyediakan pohon yang
hendak disadap. “Dengan demikian perajin hanya menyadap nira dan hasilnya
dijual kepada pengusaha tersebut,”
Perajin gula kelapa
di desa ciparanti, Kec. cimerak misalnya, ruki dan mamati mengaku mendapatkan
bantuan berupa bangunan untuk produksi gula kelapa dari kedua pengusaha gula
terbesar di pangandaran yakni H Ruslan Abdulgani dan H Yos Rosbi. Bantuan itu
untuk menjalankan usahanya tersebut.
Berikut penuturan
beberapa penderes,yang mendapatkan 30 sd 40 pohon kelapa yang setiap hari mampu
manghasilkan rata-rata 10 sd 15 kilogram gula kelapa perhari,menjelaskan.
Saya hanya
menyediakan tenaga. Tempat pembuatan gula sudah disediakan, demikian pula
dengan pohonnya. Hasilnya juga siap ditampung dengan harga relative terus
terang saya sangat terbantu dengan usaha gula kelapa ini,” katanya di sela
merebus nira yang baru disadapnya.namung saya berharap ada pabrik di
Pangandaran jadi harga gula bisa lebih baik harapnya
Menurutnya
lagi,memilih menjadi penderes karena tak memiliki keahlian lain. Dia juga tak
punya lahan sawah untuk digarap atau bekerja di kantoran. Dengan lulusan SD, ya
nasib lebih memilih menjadi penderes gula. Dalam keadaan baik,dan alhamdulilah
bisabmembawa pulang uang sehari Rp. 50.000,lebih katanya.
Sebagai perajin
gula kelapa, ia mengaku lebih senang pada saat musim kemarau. Alasanya,
pekerjaan lebih ringan. Artinya, untuk memanjat pohon lebih mudah, selain itu
waktu memasak nira menjdi gula juga lebih singkat. Saat kemarau kandungan air
pada nira lebih sedikit dibandingkan dengan ketika musim hujan, kualitas gula
yang dihasilkan juga lebih bagus.
Pada musim hujan,
ia membutuhkan waktu minimal tujuh jam merebus nira sebelum jadi gula. Saat
musim kemarau paling lama hanya membutuhkan waktu hanya sekitar empat jam
Pengusaha Gula
Kelapa, yang juga Tokoh Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran, H. Yos
Rosbi, mengatakan, produksi gula kelapa di wilayah Kabupaten Pangandaran
merupakan suatu potensi yang menjanjikan. Karena jika dihitung dari jumlah
produksi 300 ton per hari dikali Rp. 9000 per kg, berarti dalam satu hari
perputaran uang dari bisnis gula kelapa di wilayah Pangandaran mencapai Rp, 2,7
miliar.
“Potensi gula
kelapa ini ke depan bisa dijadikan sumber PAD bagi Kabupaten Pangandaran.
Tinggal Pemkab Pangandaran membuat regulasi mengenai pajak daerah dari
penghasilan gula kelapa ini,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar