Rabu, 09 September 2015

Pangandaran Peroduksi Gula Terbesar Dijabar


Pangandaran selain dikenal sebagai daerah yang kaya potensi parwisatanya,juga pangandaran dikenal juga sebagai kabupaten daerah produksi penghasil gula kelapa terbesar di Jawa Barat. Rata-rata setiap hari produksinya mencapai 250 sd 300 ton gula kelapa per hari.
“Sebagian besar produksi gula kelapa dari wilayah Pangandaran ini diserap pabrik kecap besar seperti Indofood. Hanya 30 persern ke pasaran biasa” kata H. Yos Rosbi, Ketua Asosiasi Gula Kelapa Pangandaran (AGKP)
Selama ini, katanya, untuk pemasaran gula kelapa tak ada masalah. Industri besar menyerap dalam jumlah banyak karena perusahaan itu juga mengekspor kecapnya.
“Sebenarnya potensi Gula kelapa masih sangat terbuka. Saat ini saja baru sekitar 20 persen pohon kelapa yang diambil niranya. Apabila persentase yang disadap niranya ditingkatkan, tingkat kesejahteraan petani gula kelapa juga bakal semakin meningkat,” kata H Yos Rosbi.
Dia berharap, kedepan produksi gula kelapa bias ditingkatkan. Pertama, dengan  peningkatan kualitas pembuatan gula. Kedua, dengan menanam kembali pohon kelapa. Selama ini, banyak juga tanaman kelapa ditebang.
“Usaha gula kelapa ini memberikan keuntungan bagi penderes,” katanya.
Selain itu,usaha gula kelapa lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan menjual kelapa butiran. Misalnya dari  40 pohon kelapa, penderes atau perjain gula kelapa mendapatkan gula rata-rata 16 kilogram perhari. Sementara itu, apabila diambil kelapa hanya mendapat 400 butir kelapa.
“keuntungan lain usaha gula kelapa juga menciptakan pemerataan penghasilan bagi pemilik pohon kelapa. Tidak semua perjun memiliki pohon kelapa sehingga menyewa kepada pemilik pohon untuk diambil niranya,” ujarnya.
Saat ini AGKP juga telah memberikan asuransi untuk sebagian besar anggotanya. Asuransi itu untuk memberikan jaminan ketika penderes jatuh.
Selain itu, para penampung juga suka memberikan bantuan langsung kepada penderes. Bantuan tersebut misalnya berupa tempat pembuatan gula kelapa, meyediakan pohon yang hendak disadap. “Dengan demikian perajin hanya menyadap nira dan hasilnya dijual kepada pengusaha tersebut,”
Perajin gula kelapa di desa ciparanti, Kec. cimerak misalnya, ruki dan mamati mengaku mendapatkan bantuan berupa bangunan untuk produksi gula kelapa dari kedua pengusaha gula terbesar di pangandaran yakni H Ruslan Abdulgani dan H Yos Rosbi. Bantuan itu untuk menjalankan usahanya tersebut.
Berikut penuturan beberapa penderes,yang mendapatkan 30 sd 40 pohon kelapa yang setiap hari mampu manghasilkan rata-rata 10 sd 15 kilogram gula kelapa perhari,menjelaskan.
Saya hanya menyediakan tenaga. Tempat pembuatan gula sudah disediakan, demikian pula dengan pohonnya. Hasilnya juga siap ditampung dengan harga relative terus terang saya sangat terbantu dengan usaha gula kelapa ini,” katanya di sela merebus nira yang baru disadapnya.namung saya berharap ada pabrik di Pangandaran jadi harga gula bisa lebih baik harapnya
Menurutnya lagi,memilih menjadi penderes karena tak memiliki keahlian lain. Dia juga tak punya lahan sawah untuk digarap atau bekerja di kantoran. Dengan lulusan SD, ya nasib lebih memilih menjadi penderes gula. Dalam keadaan baik,dan alhamdulilah bisabmembawa pulang uang sehari Rp. 50.000,lebih katanya.
Sebagai perajin gula kelapa, ia mengaku lebih senang pada saat musim kemarau. Alasanya, pekerjaan lebih ringan. Artinya, untuk memanjat pohon lebih mudah, selain itu waktu memasak nira menjdi gula juga lebih singkat. Saat kemarau kandungan air pada nira lebih sedikit dibandingkan dengan ketika musim hujan, kualitas gula yang dihasilkan juga lebih bagus.
Pada musim hujan, ia membutuhkan waktu minimal tujuh jam merebus nira sebelum jadi gula. Saat musim kemarau paling lama hanya membutuhkan waktu hanya sekitar empat jam
Pengusaha Gula Kelapa, yang juga Tokoh Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran, H. Yos Rosbi, mengatakan, produksi gula kelapa di wilayah Kabupaten Pangandaran merupakan suatu potensi yang menjanjikan. Karena jika dihitung dari jumlah produksi 300 ton per hari dikali Rp. 9000 per kg, berarti dalam satu hari perputaran uang dari bisnis gula kelapa di wilayah Pangandaran mencapai Rp, 2,7 miliar.
“Potensi gula kelapa ini ke depan bisa dijadikan sumber PAD bagi Kabupaten Pangandaran. Tinggal Pemkab Pangandaran membuat regulasi mengenai pajak daerah dari penghasilan gula kelapa ini,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar