Senin, 21 September 2015

Betonisasi Gang Jalan Siliwangi Berjalan Kondusif



Saat ini masyarakat Karangsari Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran tengah bergembira, pasalnya pembuatan gang jalan Siliwangi sepanjang 120 m yang dibiayai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) tahun anggaran 2015, baru-baru ini sudah selesai dikerjakan.
Hal itu tidak terlepas dari peran aktif  ketua  RT 05 Mahmudin Syah yang sudah 5 tahun menjabat banyak sekali yang  telah ia lakukan, mengingat tahun sebelumnya pembuatan gang jalan betonisasi telah berhasil dikerjakan, seperti tahun 2013 dari PNPM dan tahun 2014 dari  ADD,  sehingga gang jalan cukup  kuat dan bersih ketika dilalui masyarakat.
Mahmudin Syah selain  tercatat sebagai Kasubag  Tata Usah UPTD Pariwisata Perindagkop Dan UMKM Wilayah Pangandaran dan ketua RT 05, ia juga aktif di masyaratkat sebagai ketua pemuda, anggota BPD Desa Pananjung, anggota PMI dan pada tahun 2010 bersama-sama dengan masyarakat di kampungnya membuka Sekolah PAUD Kober Al-Barokatulhuda diatas tanah milik keluarganya yang sudah di wakafkan seluas 15 bata. Kemudian di tahun yang sama didirikan juga Madrasah Al-Barokatulhuda Salafi Karangsari, berdiri di tanah wakaf milik warga berada di bawah naungan yayasan Pendidikan Islam (YPI) yang saat ini sudah terakreditasi A.  
“Kepercayaan masyarakat merupakan amanat dan beban yang harus dipikul. Tapi dengan keuletan, kerja keras dan kebersamaan dengan semua elemen masyarakat Ke-Rw an 03 khususnya, semua hambatan dan rintangan alhamdulillah bisa dilalui. Seperti baru-baru ini, kami berhasil membuat gang jalan Siliwangi dengan proses betonisasi. Hal itu merupakan hasil kerjasama masyarakat sebagai tenaga swadaya yang dibiayai oleh ADD dari Pemerintah Desa. “Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Pananjung dan Pemerintah terkait lainnya, serta seluruh masyarakat Karangsari yang telah mensuksekan pembuatan gang jalan ini”, ujar Mahmudin Syah didampingi istri Ijah Martijah saat ditemui dirumahnya beberapa waktu lalu.
Mahmudin Syah mengaku dalam karirnya ia terinspirasi oleh (Alm) Ayahnya yang dulu menjabat sebagai Camat pertama di Pangandaran yaitu Karim Prawira Atmaja. “Selama hidupnya, bapak selalu memberikan nasehat, pendidikan mental juga dedikasi tinggi kepada kami selaku anak-anaknya, selalu menekankan kepentingan masyarakat banyak lebih penting dari pada kepentingan pribadi. Semoga pengabdian ini menjadi sarana untuk ibadah”, imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan, selama bekerja sebagai tenaga honorer di Pemerintahan Kabupaten Ciamis dari tahun 1986 hingga diangkat PNS tahun 2007 sampai sekarang, itu merupakan pengalaman dalam berorganisasi. Sehingga ketika diterapkan di masyarakat sudah bisa berjalan dengan baik dan lancar. “Dari pungutan Beras Perelek setiap malam kerumah warga, kami bisa memberikan THR terhadap warga ketika menjelang lebaran. Selain itu, untuk menyambut Idul Adha (hari raya Kurban) kami biasa mengadakan tabungan warga, sehingga ketika hari raya kurban tiba, minimal sudah ada 2 sapi yang siap di kurbankan”, tutur Mahmudin Syah.
Selanjutnya untuk membentuk siswa/siswa yang berakhlakul karimah, berguna bagi masyarakat, nusa bangsa dan agama, tentunya harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga untuk kelancaran proses kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Untuk itu, kami memerlukan tambahan ruang kelas dan alat-alat penunjang lainnya seperti bangku dan kursi belajar. Saat ini jumlah siswa PAUD ada 30 orang dan siswa madrasah ada 300 orang. “Semoga Pemerintah terkait lebih memperhatikannya, mengingat kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya kesekolah PAUD dan Madrasah Al-Barokatulhuda sangat tinggi,  hal itu terbukti dari jumlah murid yang terus meningkat setiap tahunnya”, harap Mahmudin Syah.

Sabtu, 12 September 2015

Pj. Bupati Tinjau Lokasi Perencanaan Pembangunan Jembatan Cikidang Pangandaran



Pj Bupati, Setda dan Asda II Kabupaten Pangandaran meninjau lokasi Pelabuhan Cikidang dalam rangka berencana akan membangun jembatan yang menghubungkan antara Desa Babakan dengan Desa Pangandaran. Jembatan yang akan dibangun itu sebagai jalan alternatif untuk mengurai kemacetan bila terjadi lonjakan pengunjung disaat musim liburan, menurut  Daud Ahmad  Pj Bupati Pangandaran. Pangandaran, Senin pekan lalu.
Daud Ahmad mengatakan,”pengalaman yang sudah-sudah setiap musim libur panjang terutama Liburan Hari Raya Lebaran dan Tahun Baru, kemacetan arus lalu lintas kendaraan yang keluar masuk objek Wisata Pangandaran hampir sulit dihindari karena hanya satu jalur. Dalam membahas solusi kemacetan yang terjadi disetiap musim liburan kami berkomunikasi dengan Kapolres Ciamis, dan ternyata perlu dibangun jembatan alternatif, dan kita akan minta bantuan kepada TNI Batalyor Zipur untuk membangun jembatan tersebut.”jelasnya.
Daud Achmad menargetkan jembatan tersebut dapat digunakan di saat libur Tahun Baru guna mengatasi kemacetan arus lalu lintas yang masuk wisata Pangandaran. “Mengenai Anggarannya  bisa dialokasikan dalam perubahan sekitar bulan Oktober depan,” imbuhnya.
Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PU Kabupaten Pangandaran Yusuf,S mengatakan,”kalau anggaranya dapat terealisasikan pada bulan Oktober depan, rencananya kami akan berkomunikasi dengan TNI Batalyor Zipur atau bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun jembatan tersebut, jembatan tersebut ukurannya sekitar 2X30 meter terbuat dari kayu papan.” Papar Yusuf.

Desa Wonoharjo Siap Sukseskan Pilkada 2015



Kepala Desa Wonoharjo sosialisasikan anjuran Pemerintah Kabupaten Pangandaran kepada perangkat desa dan masyarakatnya dalam persiapan Pilkada 2015 yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 Desember 2015 mendatang.
Kepala Desa Wonoharjo Zaenal Mustofa, S.Ag menghimbau kepada semua warga, khususnya warga Desa Wonoharjo dalam pelaksanaan Pilkada nanti, semua warga yang telah memiliki hak suara dapat memanfaatkan hak suaranya dengan baik,  sesuai dengan hati nurani yang jernih siapa yang pantas di pilih untuk menjadi seorang Pemimpin di Kabupaten Pangandaran, jangan sampai terpengaruh oleh money politik  dan juga jangan sampai golput.
”Dengan adanya sosialisasi pembinaan oleh Camat Pangandaran, kami berharap kepada semua Perangkat Desa lebih meningkatkan kinerja, persiapkan rencana pembangunan di setiap pelosok dusun, penataan dalam kepariwisataan, pertanian dan upayakan dalam pelaksanaan Pilkada nanti agar masyarakat lebih kondusif dan jangan sampai terpecah karena perbedaan dalam mengusung Cabub/Cawabub Kabupaten Pagandaran. Siapapun yang terpilih nanti, itu adalah pemimpin yang akan menjalankan amanah masyarakat yang harus kita dukung demi kemajuan Kabupaten Pangandaran.” Jelas Zaenal.

DESA CIKEMBULAN HAPUS TARIK PANCEN


Tarik pancen adalah penghasilan Desa yang didapat dari pembayaran Masyarakat yang menggarap tanah milik desa. Hasil dari tarik pancen digunakan untuk honor/kesejahteraan perangkat desa. Demi untuk meningkatkan kesejahteraan warganya pihak Desa Cikembulan rela mengorbankan pungutan biaya tarik pancen (menghapus tarik pancen).
Ramsai Kepala Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran mengatakan,” Mulai Bulan Agustus 2015, kami bersepakat dengan BPD, LMD dan perangkat desa untuk menghapus biaya tarik pancen dari warga. Memang sebetulnya tarik pancen itu hak Desa untuk menarik dari warga yang menggarap/mengelola atau memanfaatkan tanah asset Desa, karena hasil dari iuran tarik pancen di gunakan untuk membayar honor perangkat desa. itu sudah menjadi aturan, namun kami dari Desa Cikembulan mulai sekarang tidak akan menarik pancen lagi, demi untuk meningkatkan kesejahteraan warga kami.” Ungkap Ramsai.
“Dengan dihapuskannyan Tarik Pancen ini kami sebagai Pemerintah desa berharap, masyarakat Cikembulan dapat lebih baik dalam perekonomiannya karena dengan berkembangnya perekonomian warga desa,  berarti dalam membayar pajak PBB tidak akan tersendat . kami berharap taat terhadap pajak dan membayar pajak tepat waktu.” Harap Ramsai.

Hasil Panen Boleh Menurun Asal Jangan Semangat Petani Yang Menurun



Pada bulan September ini lahan kekerintgan di Kabupaten Pangandaran akibat musim kemarau mencapai 5.219 hektare dari total 16.393 hekitare sawah yang ada di Kabupaten tersebut. Nana Sukarna, petani asal Desa Margacinta Kecamatan Cijulang, mengatakan bahwa akibat kekeringan dimusim kemarau ini, banyak petani yang mengalami gagal panen. Meski tidak semuanya puso, dikarenakan ada galian sumur bantuan dari pemerintah seperti pada area sawah miliknya untuk luas sawah 230 bata yang biasa mendapat hasil panen 4 ton, untuk saat ini hanya mendapat 1,8 kwintal juga itu sudah untung”, katanya.
Saat ini, lanjut Nana, para petani membutuhkan traktor baru, pompa air tambahan dan sumur untuk sumber air”, ujarnya.
Sementara itu, menurut Sekretaris Dinas Kelautan Pertanian Dan Kehutanan Kabupaten Pangandaran, Tata S.Pd, M.Si, kekeringan di tahun ini memang cukup menyulitkan petani. Selain minimnya curah hujan, sumber air yang bisa disedot melalui pompa pun terbatas. Semakin jauh sumber air yang ada, membuat petani harus mengeluarkan biaya yang lebih besar agar sawahnya bisa panen.
“Kondisi alam ini diluar kemampuan kita, kami berupaya secara maksimal untuk membantu para petani seperti program pompanisasi. Karena kendala utama adalah sumber air,  selain itu jarak sumber air ke lokasi jauh maka dibutuhkan pipanisasi untuk mendukung para petani,”ujarnya, Jum’at 14/8/2015 beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dikatakan, kami mencoba turun dan melihat langsung, sehingga apa yang kita tempuh sesuai dengan kebutuhan petani. Untuk mengatasi hal tersebut, kami menyesuaikan dengan ketersediaan dengan mengutamakan kebutuhan primer yang saat ini petani butuhkan. Sehingga tidak ada lagi kebutuhan petani yang tidak terakomodir. “Hasil panen boleh menurun, asal jangan semangat petani yang menurun,” ungkap Tata.

Disdikbudpora dan Warga Atikan Ajak Ngawangun Pendidikan



“ku rasa silih asah silih asih dan silih asuh”
Dalam upaya membangun dan mempererat kebersamaan antara warga atikan,Dinas Disdikbudpora kabupaten pangandaran bersama PGRI kabupaten pangandaran pada Acara Halal Bihalal 1436 H Rabu 12/8 dengan tema "Ngawangun Ajen Lokal,Silih Asah,Silih Asih dan Silih Asuh dilingkungan warga Atikan Piken Pangwangunan Revolusi Mental Bangsa Indonesia"hal itu diungkapkan ketua panitia Drs H Surman Mpd kepada MIP disaat setelah usai pelaksanaan Halal Bihalal di halaman gedung Dakwah Islam Cijulang,menurutnya sangat penting untuk membangun kebersamaan lebih diperkokoh lagi antara warga atikan,jangan sampai perbedaan pendapat dilingkup warga atikan menjadikan perpecahan,jika itu terjadi kami khawatir bangsa ini akan mau menjadi apa nantinya,karena itu mari bangun pendidikan yang baik untuk regenerasi para anak didik dengan baik,sehingga upaya pembangunan revolusi mental bangsa kedepan akan senantiasa terjaga dengan baik,katanya. sementara ditempat yang sama kepala Dinas Disdikbudpora Kabupaten Pangandaran Drs Sobar Sugema Mpd berharap dengan terlaksananya kegiatan ini,berharap semoga warga atikan lebih bersinergis lagi,agar cita cita pendidikan dikabupaten pangandaran lebih baik dari tahun tahun sebelumnya,ungkap sobar seraya memberikan ajakan"mari bangun dan perkokoh warga atikan kabupaten pangandaran demi tercapainya ajen lokal terbangun dengan lebih baik lagi.katanya. Sementara pada acara halal bihalal tersebut nampak hadir Pj Bupati pangandaran Drs H Daud Ahmad, Ketua DPRD kabupaten Pangandaran Iwan M Ridwan,kepala dinas Disdikbudpora,para pejabat lainya,para kepala sekolah SD,SMP,SMK,para kepala UPTD,Ibu-ibu darmawanita kabupaten pangandaran dan puluhan para peserta calon jamaah haji yang akan berangkat bulan ini dari keluarga besar warga atikan kabupaten pangandaran,acara tersebut berlangsung khidmat dan dilangsukan pada siraman kerohanian yang disampaikan oleh Prop Dr Dedi Mulyasana Mpd rektor Uninus Bandung.

Wisata Green Canyon Perlu Perhatian Pemerintah


Cukang Taneuh atau Green Canyon (Ngarai Hijau) adalah salah satu objek wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, ± 31 km dari Pantai Pangandaran. Ngarai ini terbentuk dari erosi tanah akibat aliran sungai Cijulang selama jutaan tahun yang menembus gua dengan stalaktit dan stalakmit yang mempesona serta diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan menyajikan atraksi alam yang khas dan menantang. Untuk mencapai tempat ini, para wisatawan harus menyewa sebuah perahu seharga Rp. 150.000,- untuk maksimal 6 orang yang beroperasi setiap hari mulai dari jam 7.30 sampai 16.00 WIB, kecuali hari jumat dibuka mulai jam 13.00-16.00 WIB.
Dikatakan Darwa Petugas PNS yang ditugaskan di Green Canyon didampingi Gunawan Bendahara Kompepar mengatakan, bahwa saat ini kami memiliki 80 unit perahu yang biasa beroperasi maximal 500 sampai 700 rit setiap harinya. Untuk hari biasa kami operasikan 25 unit, kalau hari ramai dikerahkan semunya bahkan bisa lebih, untuk itu kami siapkan perahu cadangan . “Untuk kelancaran dan kedisiplinan kami terapkan sistem tem, penumpang perahu tidak boleh lebih dari 6 orang, karna menyangkut asuransi. Jika ditemukan perahu yang melanggar, kami akan tindak tegas, kena skorsing tidak boleh beroprasi. Adapun pengelola green canyon 10 orang, 2 PNS dan 8 sukwan”, kata Darwa.
“Kompepar sebagai pengelola dan ujung tombak Pariwisata menghimbau kepada masyarakat supaya menjaga kelestarian dan kebersihan Green Canyon. Disamping itu, Pemda Pangandaran dan dinas terkait lainnya, harus memperhtikan penumpukan sampah yang menggunung di area tersebut, tidak ada keterlambatan dalam menangani sampah. Selain menimbulkan bau yang tak sedap, sampah-sampah itu juga berjatuhan ke sungai. Akibatnya sungai menjadi tercemar dan kotor”, papar Gunawan.
Lebih lanjut dikatakan Gunawan, “untuk meningkatkan PAD dan kenyamanan pengunjung, tentunya harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Seperti peremajaan bangunan, mushola dan WC harus sekelas international dan perluasan lahan parkir, ruang tunggu gajebo. Selain itu, perahu untuk tim sar harus ditambah, mengingat perahu sar yang ada saat ini sudah rusak sehingga menghambat oprasional dalam mengatasi kemacetan di dermaga”, ujarnya. 
Ditempat terpisah Kepala UPTD Pariwisata, Perindagkop Dan UMKM Wilayah Cijulang Batu Karas Dadang Kos SIP mengatakan, kurang maksimalnya sosialisasi inovasi Pemda, imbasnya PAD tidak maksimal. Harus ada perubahan di Green Canyon, sistem dropping/tidak ada antrian perahu. Kalau itu berjalan PAD akan naik mininal 20%”, ujarnya.    
Selain itu, fasilitas yang kurang harus segera diperbaiki/ditambah, adanya sosialisasi yang lebih baik kepada petugas. "Petugas harus disiplin seperti dalam melayani pengunjung, menghindari minuman keras, petugas harus  mengatasi pembelian tiket supaya diperketat untuk mengantisipasi calo liar, mengantisifasi pengunjung biar tidak ada masalah, memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengunjung, calo di luar tanggung jawab kami”, tegas Dadang.  “Semoga di tahun 2016 sudah bisa berjalan dan ada sambutan fositif dari DPRD, Pemda dan Dinas terkait lainnya”, imbuhnya.